
Hidup adalah sebuah pulau dalam samudra pengasingan dan kesunyian.
Hidup adalah sebuah pulau, batu batu karang adalah hasrat-hasratnya...
pepohonan adalah mimpinya, bunga adalah kesendiriannya...
dan hidup berada diantara samudra pengasinan dan kesunyia...
Hidupmu, temanku, adalah suatu pulau terpisah dari semua pulau dan benua lain...
Tak peduli berapapun banyaknya perahu yang kau kirim ke pantai lain, atau berapa banyak kapal yang dtang ke pantimu, engkau sendiri adalah suatu pulau yang terpisah oleh kepedihannya dan terpisah jauh dalam keharuannya dan tersembunyi dalam misteri dan rahasianya..
Aku melihatmu, temanku, duduk diatas gundukan tanah emas, berbahaia kareba hartamu, agung karena kekayaanmu dan percaya bahwa segenggam penuh emas adalah rantai rahasia yang menghubungkan pemikiran orang-orang dengan pemikiran-mu sendiri dan menghubungkan perasaan mereka dengan perasaanmu...
Aku melihatu menjadi penakluk besar yang memimpin pasukan bersenjata menuju suatu benteng, untuk menghancurkan dan merebutnya...
Pada pandangan kedua aku menemukan di luar dinding harta bendamu, sebuah hati yang menggigil dala kesunyian dn pengsingannya, seperti menggigilnya seorang yang kehausan dalam sebuah sangkar permata dan emas, tetapi tanp air...
Aku elihatmu, teanku, duduk dalam tahta kemuliaan, dikeliling orng-orang yang memuji kederawaanmu. yang menyebutnyebut pemberianmu, menatapmu seolah-olah mereka tenah berada di hadapan seorang nabi yang mengangkat jiwa-jiwa mereka tinggi ke atas bintang dan planet. Aku melihatmu ketika kau melihat mereka, kepuasaan dan kekuatan nampak diwajahmu, seolah-olah dirimu dengan mereka adalah seperti jiwa dengan raga...
Pada pandngan kedu kulihat dirimu yang terasing berdri di samping singasanamu , enderit dalam pengasingannya dan gemetar dalam kesunyiannya. Aku melihat ia meregangkan tangannya seolah-olah sedangemohon dari hantu tak terlihat. Aku melihat ia memandang dari balik bahu orang-orang ke arah kaki langit yang jauh, kosong dari segala sesuatu kecuali kesunyin dan keterasingnnya...
Aku melihatmu, temanku, penuh nafsu tergila-gila pada perempuan cntik, mengisi telapak tangannya dengan ciumn-ciunmu ketika ia melihatmu dengan simpati dan kasih sayang dimatanya, dan kebaikan seorang ibu pada bibirnya, aku katakan, dengn dim-diam, bahwa cinta telh menghapus kesunyiannya dan membuang keterasingannya. ia kini berada dalam jiwa abadi yang menarik kepada dirinya sendiri, dengan cinta, mereka yang terpisah oleh kesunyian dan keterasingan...
Pada pandangan kedua aku melihat di belakang jiwamu terdapat jiwa yang lain yang kesepian, seperti kabut, berusaha dengan sia-sia menjadi setetes air mata dalam telapak tangan perempuan itu..
Hidupmu, temanku, adalah sebuah tempat tinggal yang jauh dari tempat tinggal dan tetangga yang lain...
Jiwamu adalah rumah yang jauh dari rumah lainnya yang dinamai sepertimu. jika rumah tinggal ini gelap, engkau tidak bisa meneranginya dengan lampu tetangga-mu, jika kosong kau tak bisa mengisinya dengan kelimpahan tetangga-mu, andai ia berada ditengah padang pasir, engkau tidak bisa memindahkannya ke suatu kebun yang ditanam oleh oran lain...
Jiwamu, temanku, dikelilini oleh kesunyian dan pengasingan. andai bukan karena kesunyian dan pengasinan ini maka kau tidak akan menjadi engkau dan aku tidak akan menjadi aku. jika bukan karena kesunyian dan pengasingan itu, aku akan, jika mendengar suaramu, berpikir diriku dapat berbicara, begitupun, jika aku melihat wajahmu aku akan membayangkan diriku tengah memandang sebuah cermin.[]
[Kesunyian Hidup by KAHLIL GIBRAN]